Jumat, 09 Juni 2017

Membina Masyarakat Petani Kota Solok

Sawah Solok

Kota Solok merupakan sebuah daerah yang kecil, bahkan saking kecilnya ketika diadakan lomba lari marathon maka rutenya dirancang seperti wujud obat nyamuk atau menyerupai benang kusut, karena batas utara ke selatan hanya cukup untuk sprint di awal start saja. Memang kecil secara geografis namun Kota Solok berpotensi besar untuk menjadi sebuah daerah yang maju di Indonesia bahkan perekonomian Kota Solok tidak mustahil berada di top 5 Asia jika kita mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

Potensi besar tersebut berada di bidang perdagangan, pertanian, jasa dan pariwisata. Bidang-bidang tersebut berperanan penting dalam roda perekonomian Kota Solok. Sementara yang menjadi kekuatan utama atau bidang unggulan dalam perekonomian Kota Solok yaitu bidang perdagangan dan jasa karena Kota Solok terletak pada posisi geografis yang sangat trategis, berada di simpul jalan lintas Sumatera sehingga Kota Solok memiliki peran sentral di dalam menunjang perekonomian masyarakat. Sedangkan bidang pertanian (khususnya padi) luput dari fokus pemerintah, padahal 21,25% dari luas Kota Solok merupakan area persawahan.

Kali ini kita akan memfokuskan pada bidang pertanian. Kebetulan saya berstatus sebagai anak petani, berkecimpung di sawah dan ladang serta berbaur dengan masyarakat petani adalah rutinitas yang saya jalani setiap hari, jadi kita bisa sedikit lebih detail mengetahui dan membahas sektor pertanian termasuk bagaimana kehidupan masyarakat petani di Kota Solok.

Saya ingin menggambarkan bagaimana realita yang terjadi dan untuk melakukannya saya mengandalkan kombinasi teori, pengamatan dan kerja nyata, ketika teori dan hasil pengamatan sesuai maka kita dapat memahami situasi tersebut.

Salah satu aspek dalam kinerja ekonomi adalah seberapa efektif suatu perekonomian menggunakan sumber daya dengan baik, tidak hanya sumber daya alam tetapi yang lebih penting adalah sumber daya manusia (tenaga kerja), karena tenaga kerja dalam suatu perekonomian merupakan sumber daya utama. Intinya kemajuan suatu daerah tergantung seberapa berkualitas sumber daya manusia yang mereka gunakan dan sumber daya alam hanyalah faktor pendukung.

Secara tradisional peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan bahkan hanya dianggap sebagai unsur penunjang semata. Terkadang peranan utama pertanian dianggap hanya sebatas sumber tenaga kerja dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan sebagai “sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Negara Barat menyebut pembangunan ekonomi diidentikkan dengan transformasi struktural terhadap perekonomian secara cepat, yakni perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi perekonomian industri modern. Sektor pertanian pada khususnya sama sekali tidak bersifat pasif, dan jauh lebih penting dari sekedar penunjang dalam proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Sektor pertanian harus ditempatkan pada kedudukannya yang sebenarnya, yakni sebagai unsur elemen unggulan yang sangat penting, dan dinamis bahkan sangat menentukan strategi pembangunan secara keseluruhan.

Permasalahan utama yang terpampang jelas yaitu rendahnya tingkat pendidikan petani dan para buruh tani di Kota Solok. Memang tingkat pendidikan tidak mempengaruhi produktivitas para buruh tani secara langsung, karena pekerjaan tersebut lebih mengutamakan kekuatan fisik ketimbang membutuhkan keahlian khusus. Tetapi tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi perkembangan sektor pertanian, petani yang memiliki pendidikan rendah mereka terlalu mudah dikendalikan oleh pemikiran yang dogmatis sehingga pola pikir petani malah membuat mereka sulit menerima kemajuan. Akibatnya program pembangunan yang telah dirancang rapi akan sulit tercapai dan selalu berakhir sia-sia.

Hingga saat ini cara bertani di Kota Solok masih statis dan tradisional sementara daerah-daerah lain sudah menggunakan teknologi dalam keseluruhan proses produksi bahkan daerah tertinggal sekalipun sudah menerapkannya. Permasalahannya jika menggunakan tenaga manusia mengakibatkan biaya produksi menjadi tinggi, dampaknya petani hanya mendapat keuntungan yang terlalu rendah bahkan sering mengalami kerugian. Makanya tidak sedikit petani yang terlilit hutang dengan Toke, Agen ataupun Tengkulak, apabila petani sudah terikat hutang dengan mereka maka harga jual gabah sudah pasti dipermainkan.

Sebagai gambaran, untuk biaya panen saja petani harus mengeluarkan sekitar 16% dari total padi yang didapat, itupun belum termasuk konsumsi para buruh tani yang bekerja untuk memanen. Apabila dikalkulasikan seperti biaya membajak sawah, bibit, menanam, menyiangi, pupuk dan racun maka keuntungan yang didapat hanya cukup untuk makan seminggu. Itu baru gambaran jika sawah milik sendiri, bagaimana nasib petani yang menggarap sawah bagi hasil? Belum lagi jika petani gagal panen.

Apabila mengalami gagal panen terkadang petani sering curhat dengan tikus untuk menghilangkan rasa lelah dan kecewa. Tikus sawah Solok bukan hanya sebagai musuh namun juga bisa diposisikan sebagai sahabat yang baik bagi petani, bisa tempat berbagi, teman bermain, bernyanyi, bahkan duet. Kalau dipikir-pikir sepertinya tikus lebih mengerti perasaan petani ketimbang orang yang kita beri amanah. Ciee tikus..!!!

Namun bagi petani yang sadis, mereka pergi ke sawah berburu tikus, menggali lobangnya hingga ke perut bumi, jika ditemukan maka tikus tersebut dibawa ke lapangan terbuka dan dilepas lagi, lalu dikejar sambil dipukul-pukul dengan rotan dan sumpah serapah mengiringi kepergian si tikus, innalillahi, selamat jalan tikus.

Lalu kenapa kota yang terkenal dengan sawah dan berasnya masih enggan melakukan kemajuan pada sektor pertanian? Apakah cara bertani seperti itu dalam rangka melestarikan peninggalan leluhur? Atau pemerintah selaku yang memiliki wewenang tidak mampu membuat terobosan?

Ironisnya, masyarakat penghasil beras berkualitas terbaik malah mengkonsumsi raskin. Apa ada yang belum tahu bagaimana kualitas raskin yang diterima oleh masyarakat? Sekam direbus lalu dikasih cabe mungkin lebih enak dari raskin.

Pertanyaan yang sering muncul, bagaimana nasib para buruh tani apabila dilakukan penerapan teknologi pada pertanian? Apakah buruh tani akan menganggur? Solusinya yaitu memberikan mereka pelatihan tentang bagaimana mengoperasikan teknologi tersebut atau mengalihkan profesi mereka ke bidang yang lain, apakah berdagang, membuat kerajinan, atau membuka usaha lainnya. Tentu setiap bidang yang mereka jalani harus diberikan pelatihan, modal serta pendampingan.

Ada lagi permasalahan lainnya yaitu warga diberikan bantuan oleh pemerintah berupa hewan ternak dan bibit tanaman. Sekarang bagaimana perkembangan program tersebut, apakah telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah atau telah menjadikan petani sejahtera? Faktanya ternak (sapi) yang diberikan dalam bentuk berkelompok malah memecah keharmonisan bermasyarakat, gagalnya meredam keegoisan antar anggota kelompok mengakibatkan sapi tersebut dijual lalu bagi-bagi jatah. Namun ada juga yang masih bertahan tetapi sapi tersebut bisa dikatakan tidak ada perkembangan dan kondisinya jauh dari kata sehat. Begitu pula dengan bibit tanaman, hanya disimpan di lemari atau diletakkan bersama bumbu dapur.

Sejak awal kita telah mengetahui bahwa masyarakat petani memiliki pendidikan yang rendah tetapi kenapa mereka hanya diberikan bantuan materi tanpa memberikan edukasi, agar mereka memiliki keahlian tentang bagaimana cara beternak dan bertani yang baik sehingga hasil yang ingin dicapai dapat memuaskan.  

Program bantuan tanpa memberikan  edukasi sama dengan membentuk karakter masyarakat menjadi manja dan pemalas, biasanya mereka hanya bersemangat saat mengurus syarat penerimaan bantuan saja namun tidak ada dorongan atau motivasi untuk mengembangkan usaha tersebut ke depannya. Dari pada memanjakan masyarakat dengan bantuan-bantuan yang tidak logis dan realistis lebih baik alihkan anggaran tersebut untuk membuka pelatihan di kampung-kampung dalam rangka memberikan edukasi kepada petani. Program yang telah dijalankan sekarang ini ibarat balita dikasih mainan, jika tidak kita ajarkan cara memainkan dengan baik tentu mainan tersebut dibanting-banting.

Selanjutnya rantai distribusi hasil pertanian yang begitu panjang dari petani sampai ke konsumen, sehingga hasil pertanian yang dijual petani dengan harga sangat murah, konsumen malah membeli dengan harga yang mahal. Rantai distribusinya yaitu dari petani ke tengkulak diteruskan ke Toke (penampung) lalu ke pedagang pengepul diteruskan lagi ke pedagang pengecer dan baru sampai ke tangan konsumen. Proses pemasaran dan alur yang tepat akan berdampak terhadap keuntungan yang baik bagi petani. Saya juga mengajak kepada masyarakat untuk mempersingkat rantai distribusi hasil-hasil pertanian.

Tanah yang subur adalah tanah yang tidak menggunakan pupuk kimia. Namun petani lebih suka menggunakan pupuk kimia untuk tanaman dengan alasan lebih praktis dan enteng. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung, pupuk kandang atau pupuk organik jauh lebih baik bagi kesuburan tanaman dan tidak merusak unsur hara tanah. Sekali pemakaian pupuk organik pada tanaman bisa untuk 2 bahkan 3 kali masa panen, sedangkan pupuk kimia hanya mampu untuk sekali masa panen saja dan masa tanam selanjutnya harus dipupuk lagi. Memang pupuk kimia memberikan reaksi yang cepat terhadap perkembangan tanaman namun dapat merusak unsur hara tanah dalam jangka waktu yang lama dan tanaman rentan terserang hama penyakit. Sedangkan pupuk organik mampu meminimalisir hama penyakit serta dapa meminimumkan biaya produksi tanaman. Anehnya ketika pupuk kimia langka, petani lebih memilih protes dan mengeluh ketimbang memanfaatkan pupuk kandang yang bertumpuk.

Berikutnya masalah finansial, petani enggan untuk menghitung berapa jumlah input yang digunakan, mereka cuma menghitung output yang dihasilkan saja. Padahal untuk mengetahui untung atau rugi perlu perhitungan yang utuh atas input dan output. Tak jarang “Gadang singguluang dari baban” artinya lebih besar biaya yang dikeluarkan dari pada pendapat yang diterima. Seandainya petani mendapatkan keutungan maka seluruh keuntungan tersebut malah dihabiskan untuk hal-hal yang konsumtif (tidak produktif), tidak ada uang untuk yang ditabung ataupun ditambahkan ke modal bertani. Makanya usaha pertanian warga tidak pernah membesar, sebelum terbentuknya Kota Solok hingga sekarang modal petani cuma segitu-segitu saja, mungkin cuma hutang yang membesar. Petani yang sukses adalah petani yang mampu mengelola keuangan dengan baik dan cermat.

Sekitar 1.200 Ha lahan sawah di Kota Solok tidak ada satu pun yang merupakan milik perusahaan, umumnya milik warga. Kenapa investor enggan berinvestasi di pertanian padi? Padahal komoditas padi merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat. Alasannya, prospek pertanian padi tidak jelas. Sebenarnya apabila sektor pertanian dikelola oleh pelaku-pelaku usaha yang berkualitas tentu memiliki prospek yang sangat bagus.

Berdasarkan data statistik sekitar 23,56% dari luas Kota Solok merupakan semak dan masih banyak di sekitar rumah warga terdapat lahan kosong yang belum termanfaatkan sama sekali, luas ini lebih besar dari luas persawahan. Padahal jika semak dan lahan kosong tersebut diolah menjadi lahan yang produktif tentu dapat menunjang perekonomian masyarakat. Lahan tersebut bisa diolah menjadi perkebunan, ladang, lokasi ternak atau lokasi usaha lainnya yang memiliki nilai ekonomis.

Menurut pandangan masyarakat awam bahwa bertani hanya untuk orang-orang yang berpendidikan rendah. Jika ada lulusan pendidikan tinggi ataupun sarjana yang bertani maka penilaian miring dari masyarakat pun menghampiri, percuma sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya hanya bertani, sarjana itu di kantor bukan di sawah, sarjana yang bertani hanya sarjana gagal dan masih banyak lagi penilaian negatif lainnya. Awalnya saya bingung, sebenarnya ada apa dengan profesi petani? Hinakah menjadi petani? Setiap orang tentu memiliki alasan tersendiri untuk melakukan sesuatu hal. Bagi saya menjadi petani bukanlah memalukan, justru menjadi petani adalah pekerjaan yang mulia.

Ternyata alasan masyarakat menilai rendah profesi petani yaitu terdapat kekeliruan dalam masyarakat tentang pemahaman perbedaan antara petani dan buruh tani. Penyebab terjadinya kekeliruan tersebut karena selain berprofesi sebagai petani mereka juga merangkap sebagai buruh tani, jadi mereka tidak dapat membedakan mana petani mana buruh tani. Selain itu menurut pandangan mereka, bertani merupakan pekerjaan yang susah dan berat sebab sangat membutuhkan kekuatan fisik, lagi pula bertani tidak butuh ilmu yang tinggi. Sedangkan orang-orang berpendidikan tinggi cocoknya bekerja di kantor sebab pekerjaan kantoran lebih ringan dan bergengsi ketimbang menjadi petani.

Sebenarnya tidak hanya bertani saja apapun macam pekerjaannya, baik di sawah, di pasar maupun di kantor, jika bekerja tanpa ilmu atau hanya mengandalkan kekuatan fisik semata maka tentu terasa berat dan susah.

Miris rasanya ketika seorang sarjana pertanian enggan untuk mengaplikasikan ilmunya di sektor pertanian, mereka lebih memilih menjadi honorer rendah di kantor urusan agama atau ikut bersaing di perusahaan untuk mengisi posisi yang bukan di bidangnya bahkan ada yang milih menganggur. Lalu untuk apa dibuka sekolah pertanian jika tak ada yang sarjana yang mau bertani? Apakah hanya untuk kepentingan riset? Hasil riset akan percuma jika tidak ada yang mengajarkan kepada petani.

Harapan saya, petani bukan hanya sekedar memiliki pemahaman bertani yang baik saja tetapi juga memiliki ilmu sampai ke proses pemasaran dan mengelola keuangan. Kita akan bersama-sama mendorong terciptanya pengusaha-pengusaha agribisnis di Kota Solok.

Intinya menciptakan SDM yang berkualitas merupakan kunci utama untuk kemajuan daerah dan sebesar apapun anggaran yang dikucurkan untuk program pembangunan, namun jika kualitas SDM yang digunakan masih rendah maka program tersebut akan pasti terkendala dan harapan sulit tercapai, bahkan tidak sedikit pula program pemerintah yang gagal total. Kasihan para wajib pajak kontribusinya terbuang sia-sia dan kami sebagai masyarakat (konsumen) menanggung derita atas beban pajak yang dibebankan. Ujung-ujungnya berimbas juga ke perekonomian. Percuma membuat program ini itu kalau kualitas SDM tidak diperbaiki.

Untuk itu saya menghimbau kepada pemerintah, DPRD, golongan intelektual, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat agar berperan aktif untuk membina masyarakat petani Kota Solok menjadi petani yang cerdas, produktif dan kompetitif dengan cara memberikan pendampingan dan edukasi. Lakukanlah pendekatan persuasif, kegiatan tersebut tidak harus berbentuk formal, sambil duduk di sawah, di warung  ataupun di rumah kita bisa memberikan satu atau dua ilmu kepada mereka. Tapi jangan sampai memberikan teori tanpa ada bukti, mereka takkan percaya omongan kita percayalah.

Petani yang cerdas adalah petani yang percaya riset bukan mempercayai duga-dugaan yang tak jelas. Petani yang cerdas lebih mengutamakan otak ketimbang mengandalkan otot dengan cara penerapan teknologi pada pertanian. Petani yang cerdas harus memiliki target, pekerjaan yang dilakukan bukan hanya sebagai rutinitas tetapi proses untuk mencapai target. Petani yang cerdas tidak lagi menganggap sawah sebagai media mata pencaharian tetapi menjadikan sebagai ladang bisnis, tidak lagi memandang untuk mencari sesuap nasi tetapi tujuannya adalah profit. Petani yang cerdas akan terdorong untuk menjadi pengusaha agribisnis, yang akan berpikir kreatif dan selalu berinovasi agar tak kalah saing dengan petani daerah lainnya.

Bagi para pembuat kebijakan buatlah kebijakan yang logis dan realistis, utamakan kebijakan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas tidak terkecuali masyarakat petani. Hindari kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok atau golongan tertentu berupa proyek-proyek pembodohan. Jika kau memang “ZORO” putuslah permasalahan yang akut ini dengan pedang kemenanganmu, jika tidak maka “Si Raja Laut” akan merentangkan layarnya kembali.

Bagi instansi terkait untuk dapat mensosialisasikan hasil penelitian yang valid kepada masyarakat agar para petani memiliki ilmu pasti dalam bertani, tidak lagi berpedoman kepada hal-hal yang keliru.

Kepada DPRD, orang-orang yang telah kami tunjuk sebagai perwakilan dari kami harusnya berani dan konsisten dalam memperjuangkan aspirasi dan nasib para petani. Jangan kelihatan garang hanya di depan media, tetapi sewaktu sidang malah molor.

Kepada golongan intelektual untuk bisa menyumbangkan pikiran yang rasional demi perubahan Kota Solok yang nyata. Seperti pepatah minang “Nan cadiak bisa mambaco nan tasuruak” artinya orang yang berilmu mampu membaca peluang. Namun hindarilah dari sikap ketidakpedulian, bak kata pepatah “Lah pandai mambaco lalu manyuruak-nyuruak”.

Terakhir buat mahasiswa diminta lebih aktif, lebih kritis dan lebih berani lagi, jangan mencari aman. Serta masyarakat diharapkan untuk ikut bekerjasama dan mendukung langkah-langkah yang hendak dilakukan oleh pihak-pihak tersebut.

Nah jika semua pihak telah bekerja secara optimal tentu harapan yang telah kita gantungkan dapat terwujud dan kota kecil yang kita cintai ini menjadi kebanggaan kita bersama. Semoga langkah ini akan membentuk masyarakat petani menjadi masyarakat yang cerdas, produktif dan kompetitif. Terlahirnya pengusaha-pengusaha agribisnis di Kota Solok serta menjadikan Kota Solok sebagai tujuan para investor raksasa dan perekonomian Kota Solok memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian nasional.

Jangan tunggu perubahan tapi ciptakanlah perubahan, jangan tunggu peluang tapi ciptakanlah peluang. Demikianlah motivasi yang kerap disuntikkan kepada generasi muda untuk berani mengambil langkah menciptakan momentum untuk sebuah perubahan. Jadilah kalian inisiator-inisiator hebat buat Kota Solok. Terima kasih..


· Petra

Jumat, 03 Februari 2017

Tips Lamaran dan Wawancara Kerja

Dunia Kerja

Kali ini kita akan membahas beberapa poin penting yang harus diketahui oleh para pencari kerja agar lamaran dan interview kerja anda sukses dan lancar. Topik ini khusus buat yang ingin melamar pekerjaan, baik bagi fresh graduate junior maupun fresh graduate senior. Fresh graduate junior adalah orang yang belum mempunyai pengalaman kerja atau orang yang baru menyelesaikan studinya, sedangkan fresh graduate senior yaitu orang yang belum memiliki pengalaman kerja tetapi telah berpengalaman gagal dalam lamaran atau interview kerja. Cie ciee fresh graduate senior udah gak sabaran, maklumlah udah ber tahun-tahun tamat masih menyandang fresh graduate. Let’s we go!
1. Pastikan bahwa perusahaan yang akan anda lamar membuka lowongan pekerjaan.
Banyak orang yang terjebak dengan berita hoax dan informasi palsu tentang lowongan kerja. Setelah berkas lamaran dikirimkan ternyata panggilan tak kunjung datang, bisa jadi identitas yang telah anda kirim dijadikan voting untuk kepentingan bisnis kotor. Nah untuk memastikan apakah perusahaan tersebut benar-benar membuka lowongan kerja yaitu dengan cara membuka Website perusahaan atau langsung bertanya pada HRD (Personalia) perusahaan tersebut. Ingat, jangan pernah tanyakan lowongan pekerjaan pada Satpam perusahaan. Sebab satpam adalah pihak eksternal perusahaan yang tidak mengetahui sama sekali tentang rekrutment karyawan. Mereka akan mengatakan tidak ada lowongan di sini demi menghindari pekerjaan tambahan.
2. Sesuaikan antara yang anda tawarkan dengan yang dibutuhkan perusahaan.
Jangan sampai keahlian yang anda tawarkan tidak nyambung dengan kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan. Misal, anda berpengalaman bekerja sebagai sopir dan posisi yang dibuka perusahaan adalah juru masak maka tidak perlu anda ceritakan bahwa anda berpengalaman dalam menyetir mobil tapi tonjolkan kemampuan anda dalam memasak. Caranya, ceritakan bahwa selain bekerja sebagai sopir anda juga memiliki kemampuan memasak, setiap cuti kerja atau hari libur anda sering membuat kue ala anda sendiri dan anda lebih jago dari isteri dalam urusan memasak. Namun tidak usah pula anda ceritakan kalau anda melakukannya dgn terpaksa karena takut isteri.
3. Buatlah CV (Daftar Riwayat Hidup) yang dapat menarik hati HRD.
Dari keseluruhan berkas yang paling dilirik HRD yaitu CV. Daftar riwayat hidup (CV) merupakan alat untuk menjual diri atau tempat untuk mempromosikan diri anda kepada HRD secara tertulis. Sejauh ini belum ada format baku untuk pembuatan CV, jadi buatlah CV semenarik mungkin. Jika HRD tertarik dan terkesan dengan CV anda maka HRD ingin mengenali lebih dalam lagi tentang diri anda dan dapat dipastikan bahwa lamaran anda akan masuk tahap selanjutnya yaitu proses interview. Usahakan jangan membuat CV dari format yang dijual di toko-toko fotocopy, alasannya terlalu umum dan monoton. Jika anda melamar di perusahaan besar tentu ada ribuan CV yang akan bersaing dengan CV anda, kalau semua format CV sama bisa dibayangkan betapa jenuh dan bosannya HRD dalam menyeleksi berkas-berkas. Andai saja promosi anda tidak menarik tentu orang tidak akan terkesan dan tertarik, bisa-bisa berkas anda diabaikan. Kreativitas anda sangat dinilai dan nilai ijazah tidak menjadi patokan utama dalam seleksi. Buktinya banyak orang yang memiliki nilai tinggi tidak lolos seleksi sementara yang memiliki nilai sedang dapat diterima bekerja.
4.Jawablah pertanyaan wawancara dengan baik.
Wawancara merupakan cara untuk menjual diri secara langsung atau tatap muka. Ada beberapa jenis pertanyaan dalam wawancara kerja, seperti pertanyaan umum, pertanyaan tantangan dan pertanyaan jebakan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus anda ketahui jawabannya sebelum melakukan wawancara kerja, jadi ketika wawancara berlangsung anda tidak gugup dan bingung memikirkan jawabannya. Belajarlah dengan teman hingga lancar. Hindari jawaban yang bertele-tele dan jawaban “Tidak tahu”. Sungguh pun anda telah mengetahui jawaban dari pertanyaan pewancara, namun jangan perlihatkan gestur menghafal tapi jawablah dengan santai, tegas dan runut. Apabila diri anda disudutkan dengan nilai ijazah yang rendah, maka lakukanlah pembelaan diri. Misal, pewancara bertanya, “Kenapa nilai matematika anda dapat C?” jangan katakan bahwa anda tidak minat matematika atau lemah hitung-hitungan, apalagi mengatakan matematika bukan konsentrasi saya. Tapi jawablah, sewaktu kuliah matematika saya lebih fokus pada organisasi atau fokus bisnis jadi waktu untuk kuliah matematika sangat minim. Namun ketika anda disanjung jangan kepedean, bisa jadi HRD sedang menguji diri anda.
5. Bijak dalam menjawab pertanyaan tentang gaji.
Biasanya sesi terakhir dari wanwancara yaitu menanyakan tentang gaji yang anda inginkan, pertanyaan gaji merupakan hal yang sangat menentukan anda diterima atau tidak. Ketika Si Pewancara bertanya berapa gaji yang anda inginkan, kebanyakan para pelamar menjawab “Sesuai UMR saja pak, Teserah bapak yang penting saya dapat bekerja atau saya belum memikirkan gaji sebelum saya bermanfaat buat perusahaan ini”. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa diri anda tidak berkualitas. Dampaknya ada 2, yaitu ditolak atau dijadikan budak. Jika anda diterima tentu kondisi ini yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menekan gaji karyawan. Misal, standar gaji atau imbalan yang harus anda terima atas kontribusi pada perusahaan sebesar 5 juta/bulan, tapi karena permintaan anda bisa-bisa anda digaji 2 juta/bulan, sebenarnya inilah yang dinamakan penindasan dan anda tidak akan bisa menyalahkan perusahaan. Seumpama ketika kita hendak membeli baju di pasar apakah pernah pedang baju tersebut mengatakan “Belilah buk, mau bayar berapa aja terserah yang penting baju saya terjual” jika ada pedagang bilang begitu pasti kita ragu dan mempertanyakan kualitas baju tersebut. Baju yang berkuaitas bagus pasti pakai label tarif dan semahal apapun harga baju tersebut jika orang menginginkan pasti dibeli juga. Nah, begitu pula dalam rekrutment tenaga kerja. 
Sejak tahun 2000 istilah UMR (Upah Minimum Regional) sudah dirubah menjadi UMP (Upah Minimum Propinsi), UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) dan Upah minimum lainnya melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI. Intinya anda harus mengetahui sistem upah minimum yang berlaku di wilayah tempat anda melamar pekerjaan demi kesesuaian imbalan dengan kontribusi pada perusahaan.
6. Pewancara tak lebih hebat dari anda.
Sesi wawancara merupakan momok yang paling menakuti bagi para pelamar kerja, jawaban yang telah dipersiapkan secara matang tiba-tiba hilang sewaktu wawancara berlangsung, akhirnya interview kerja yang harusnya menentukan nasib anda menjadi kacau. Untuk mengatasi permasalahan ini, anggaplah Si Pewancara tak lebih hebat dari anda. Anggap saja dia sebagai teman yang sedang menanyakan diri anda dan kualitasnya jauh di bawah anda, jawablah pertanyaannya dengan antusias seperti anda bercerita dengan teman, seolah-olah anda menerangkan pada orang yang ilmunya di bawah anda. Sungguh pun anda menganggapnya sebagai teman, janganlah pernah anda jitak kepalanya atau tertawa ngakak sendiri.
7. Etika menjadi bahan pertimbangan.
Pakailah etika sebagai orang yang berpendidikan, berpakaianlah yang sopan dan rapi, saat nama terpanggil ketuklah pintu sebelum masuk ruangan, duduklah setelah dipersilahkan duduk, salami pewancara dengan tangan yang tegas sambil melemparkan senyuman terindah, jawablah pertanyaan dengan santai tanpa tergesa-gesa dan pamitlah sebelum meninggalkan ruangan. Ohiya, membuat HRD tertarik tidak hanya melalui CV, anda juga bisa meluluhkan HRD dengan senyuman, kesopanan, kecantikan dan ketampanan. Sebab HRD juga manusia biasa yang memiliki hati. Apapun itu yang terpenting mereka terkesan dan tertarik. Namun kecantikan dan ketampanan tak berarti tanpa etika.

Jika ada yang diterima kerja tanpa melalui prosedur atau dengan bantuan “orang dalam”. Percaya atau tidak mereka akan menjadi budak perusahaan dan karier meraka tidak akan melebihi dari karir orang yang telah membantu mereka. Makanya banyak orang yang mengeluh setelah menjalani pekerjaan tersebut, sebab antara gaji yg diterima dgn kontribusi yg telah diberikan tidak sesuai. Nah itulah pembahasan kita kali ini, semoga bermanfaat..

Senin, 17 Oktober 2016

Nasib Petani di Kota Beras


Kota Solok mungkin tidak sepopuler kota Jakarta dan Batam. Namun merupakan salah satu daerah penghasil beras ternama di Indonesia, sehingga kota Solok dijuluki “Kota Beras”, bahkan akhir-akhir ini Walikota ingin menjadikan “Kota Beras Serambi Madinah”. Lalu kenapa masyarakat petani masih jauh dari kata sejahtera? Buktinya untuk memenuhi kebutuhan pokok saja masih ngutang sana sini.



Berdasarkan pantauan sendiri secara langsung, fenomena ini disebabkan oleh biaya produksi padi yang terlalu tinggi. Sebab dalam proses produksi para petani hanya menggunakan tenaga kerja langsung (buruh tani) tanpa menggunakan teknologi kecuali traktor. Akibatnya belum ada petani Solok yang kaya dari hasil bertani. Jangankan kaya untuk hidup sejahtera saja mungkin sebuah mimpi.



Biaya panen saja mencapai 20% dari total padi bersih, belum lagi upah menanam, upah membajak sawah, menyiangi hama rumput, biaya pupuk, bibit, dan sebagainya. Ujung-ujungnya menyisakan 30-35% saja, itupun kalau lagi mujurnya. Tetapi jika lagi apesnya maka di sinilah kita bisa menyaksikan keakraban antar sesama makluk Tuhan, petani sering ngobrol dengan tikus.



Kenapa semua ini bisa terjadi? Karena pola pikir petani yang masih awam dan para buruh tani masih terbelenggu dengan prisip lama “Teknologi akan menciptakan pengangguran“ kalau sudah tidak bekerja anak bininya makan apa. Tetapi faktanya, orang yang tidak lagi menjadi buruh tani masih saja bekerja, mereka buka usaha, berdagang, kuli bangunan, dan sebagainya. Padahal manfaat teknologi akan meminimumkan biaya dan  memaksimal profit.



Selain itu peran pemerintah juga minim, ketika program pemerintah ditolak masyarakat maka mentoklah sampai disana. Bikin lagi program baru, gagal lagi ganti lagi. Seakan-akan terkesan hanya mencari program dan kegiatan saja. Kan uang kita banyak, buang2 aja gak masalah, toh uang masyarakat juga yang habis.



Seperti program penerapan teknologi pada pertanian yang ditolak buruh tani. Apa tindakan dan solusi pemerintah selanjutnya? Mengalihkan ke program jajar legowo, 4 baris pertanaman dikosongkan 1 baris biar ada rongga, sebenarnya itu cuma sistem tanam saja.



Berdasarkan Data Dinas Pertanian Kota Solok, 60% lahan sawah di Kota Solok sudah melaksanakan program tanam sistem jajar legowo dan telah mencapai 30% peningkatan produksi padi dari biasanya atas program ini.



Menurut saya angka 60% bukanlah dari hasil  program, sebab sejak zaman dahulu masyarakat petani kota Solok sudah melakukannya, kami sering menyebut dengan “Banda-banda”. Sedangkan program tanam sistem jajar legowo diciptakan baru-baru ini atas instruksi presiden Jokowi. Sementara peningkatan 30% tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kenapa? Sebab takaran satuan padi (kaleng) yang digunakan oleh Dinas Pertanian tidak menggunakan takaran biasanya. Kaleng yang digunakannya adalah kaleng kecil tidak seperti kaleng pada umumnya. Kalau dihitung berdasarkan kaleng versi Dinas Pertanian memang benar terjadi peningkatan produksi, tetapi jika dihitung menggunakan kaleng yang biasa dipakai petani maka secara volume tidak ada bedanya. Intinya bisa dikatakan program tersebut gagal.



Kita boleh gagal tapi jangan pernah curang, apa gunanya prestasi kalau tidak punya integritas. Berikanlah data-data yang benar sesuai dengan fakta di lapangan. Sebab para pengambil kebijakan berpatokan pada data, kalau data sudah tidak benar maka kebijakan akan keliru, dampaknya akan melahirkan hasil yang salah.



Semestinya pemerintah mencari jalan keluar untuk mengatasi kendala tersebut, seperti gencar mensosialisasikan pentingnya teknologi dalam produksi dan memberikan pendidikan serta pelatihan bagi para petani termasuk para buruh tani supaya pola pikir mereka terbuka, guna membentuk masyarakat petani yang cerdas. Tidak hanya kepada segelintir kelompok Tani saja tetapi seluruh para petani dan buruh tani diberikan pendidikan serta pelatihan. Termasuk membentuk satgas untuk meninjau fakta yang sebenarnya di lapangan dan menindak tegas para pejabat instansi yang telah berbuat curang.



Bagi pejabat PEMDA, jika anda benar-benar mengatakan “Demi Warga Solok”, “Demi Kemajuan Daerah”, “Demi Kota Solok yang Hebat” lakukanlah. Jangan sampai programmu terlihat hebat hanya sewaktu dalam debat, penyampaian visi dan misimu menggebu gebu, semangatmu berapi api, kami yang dalam kondisi kritis putus asa langsung bangkit dan memandang optimis kedepan. Seolah-olah kau pahlawan yang akan terukir di rupiah. Setelah menduduki puncak tahta ternyata hanya omong kosong. Akhirnya entah kami yang tertipu entah kau yang amnesia.



Jika begini terus kapan daerah kita maju dan bisa bersaing dengan Kota-kota besar. Seandainya permasalahan ini tidak diselesaikan maka kami akan menangis melihatmu Kota Solok..

Selasa, 23 Agustus 2016

Cara Memulai Berwirausaha



Pada pembahasan sebelumnya kita membahas tentang bagaimana membangun masa depan anak putus sekolah melalui berwirausaha. Dengan pembahasan tersebut muncul beberapa pertanyaan dari teman-teman, pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang luar biasa. Seperti, “Saya pengen jadi pengusaha tapi bagaimana caranya?”, Saya pengen buka usaha tapi saya tidak tahu usaha apa yang cocok buat saya?”, “Seberapa pentingkah kejujuran dalam berwirausaha? Sebab banyak usaha yang melakukan modus penipuan” dan “Anda selalu menyuarakan Ayo Berwirausaha, apakah anda tidak takut tersaingi?”. Kali ini saya akan mencoba menjawabnya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Here we go!

Pertama, “Saya pengen jadi pengusaha tapi bagaimana caranya?”. Kalau pengen jadi pengusaha caranya ya harus bikin usaha. Bagaimana bisa menjadi seorang pengusaha kalau usahanya tidak ada. Itu namanya pengusaha fiktif atau pengusaha hantu. Usaha yang dimaksud bukanlah bentuk dari berusaha, contoh, saya telah berusaha melamar kerja ke sana sini, telah berusaha merencanakan ini itu, usahaku telah maksimal. Tetapi usaha yang dimaksud adalah usaha yang memiliki profit. Sekecil apapun usaha anda, anda adalah seorang pengusaha. Kata Bob Sadino, sekecil apapun usaha anda, anda adalah bossnya. Pengusaha itu tidak harus mempunyai usaha yang berskala besar, mereka menjadi pengusaha besar itu berawal dari usaha kecil. Nah untuk menjadi pengusaha yang sukses butuh proses, tidak ada yang langsung jadi.

Waktu yang tepat untuk anda memulai usaha adalah sekarang. Kenapa sekarang? karena sekarang anda belum mempunyai beban atau tekanan, jadi kalau gagal pun tidak masalah, anda masih bisa makan dengan orang tua. Tetapi lain cerita kalau anda memulai sewaktu telah berkeluarga, untuk mencapai keberhasilan itu sebuah beban. Selalu berpikir usaha ini harus sukses, harus mendapatkan uang. Jika gagal maka anak isteri tidak makan, akhirnya tidak berani lagi memulai, ujung-ujungnya kembali berkuli, yang penting dapat uang walau sekedar pelepas makan.

Ironisnya, ada yang kembali menjadi beban orang tua. Sungguh pun masih bisa makan sama orang tua, namun perlu anda ketahui anda juga seorang orang tua, anakmu mau makan apa? Bahkan lebih parah lagi membawa anak dan isteri menjadi tambahan beban orang tua. Sedurhaka itukah anda pada orang tua? Harusnya orang tuamu itu disenangkan, sudah seharusnya mereka melepas kepenatan selama ini. Ingat, setelah berkeluarga anda bukan lagi tanggung jawab orang tua, tetapi anda memiliki tanggung jawab yang baru, tanggung jawab pada anak dan isteri. Maka mulailah dari sekarang.

Kedua, “Saya pengen buka usaha tapi saya tidak tahu usaha apa yang cocok buat saya?”. Mungkin itu hanya anda sendiri yang tahu kemampuan apa yang anda miliki. Cocok buat saya belum tentu cocok buat anda. Namun saya sarankan, bukalah usaha yang sesuai dengan kompetensi anda (passion), sesuai bakat, hobby, dan skill yang anda miliki. Karena membuka usaha berdasarkan hal tersebut kita menikmatinya dalam menjalankan usaha. Misalkan hobby anda memasak, mungkin anda bisa buka usaha rumah makan, atau mempunyai keterampilan melukis mungkin bisa buka usaha lukisan, dan sebagainya.

Jika anda ingin menjadi pengusaha besar, hindari membuka usaha-usaha yang bersifat musiman atau usaha karena ada peluang. Sebenarnya boleh saja tetapi tidak akan bertahan lama, atau tidak langgeng kata orang jawa. Kenapa? Karena namanya saja musiman, musim itu kan berarti berganti-ganti. Misalnya, sekarang musim internet diganti pula usaha warnet, datang musim batu akik diganti pula usaha batu akik, datang lagi musim burung diganti pula usaha burung. Usaha sedang maju-majunya ternyata musim tersebut habis. Ketika anda memulai usaha yang baru sudah pasti semuanya akan dimulai dari awal lagi. Kalau berganti-ganti terus kapan usaha tersebut menjadi besar? Lagi pula kalau berganti terus anda tidak bisa membuat inovasi pada produk, dipastikan anda tidak akan menjadi expert di domain tersebut. Oleh karena itu tetaplah konsisten pada usaha yang anda jalani, sehingga bisa menjadi lebih expert dan bisa membesar.

Selanjutnya, “Seberapa pentingkah kejujuran dalam berwirausaha? Sebab banyak usaha yang melakukan modus penipuan”. Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus, karena kejujuran dalam berwirausaha merupakan kunci utama menuju pengusaha yang sukses. Kejujuran ibaratkan fondasi dalam sebuah bangunan. Seumpama anda membangun rumah, anda harus membutuhkan fondasi yang kuat untuk memperkokoh bangunan tersebut. Karena kekuatan fondasi lebih utama, sebab dalam membangun bangunan bertingkat yang kokoh tergantung seberapa kuat fondasi yang digunakan untuk menopang beban tersebut. Rumahmu tak akan kokoh kalau fondasimu rapuh. Begitu pula dengan berwirausaha, jika usahamu dibangun dengan ketidakjujuran, berarti anda telah meruntuhkan usaha anda sendiri.

Berapa banyak usaha-usaha yang melakukan ketidakjujuran atau penipuan berujung pada kebangkrutan. Contoh, ketika anda hendak membeli baju di toko, pelayan toko tersebut mengatakan baju tersebut warnanya tidak akan luntur walau dicuci berulang kali. Maka anda tertarik membelinya, tapi baru sekali cuci saja warnanya sudah memudar. Apakah anda akan berlangganan lagi di toko tersebut? Pastinya anda tidak akan berbelanja lagi disana. Maka toko tersebut sudah kehilangan satu pelanggannya. Belum lagi kalau anda memberitahukan ke teman-teman untuk tidak membeli baju disana karena toko tersebut penipu. Bisa-bisa toko tersebut kehilangan banyak pelanggan, akhirnya toko tersebut sepi dan ujung-ujungnya gulung tikar.

Anda pernah menabung di Bank? Saat mengurus tabungan, pihak bank tersebut (costomer service) menyuguhkan keunggulan dari berbagai macam produknya, keuntungan apa yang akan kita dapat jika memakai produk tersebut, mereka selalu menyebutkan kelebihan ini itu. Contoh, dapat bunga sekian dalam jangka waktu sekian, tetapi setelah tiba jangka waktunya ternyata saldonya tidak sesuai bahkan jauh dibawah bunga yang disepakati. Hanya saja orang awam kebanyakan tidak tahu sistem perbankan. Dalam bunga tersebut ada PPh, administrasi bulanan, belum lagi kalau anda pakai ATM dan lain sebagainya. Terkadang tertera dalam kertas kesepakatan yang anda tanda tangani sendiri, anda saja yang malas membaca.

Mereka tidak akan menyebutkan itu semua kalau anda tidak bertanya. Semua itu sengaja tidak disebutkan, jika disebutkan yang pasti konsumen tidak akan tertarik. Kalau konsumen tidak tertarik maka produk yang mereka tawarkan tidak jalan. Apabila bertanya tentang kelemahan, mereka selalu menyepelekan kelemahan dari produk yang mereka tawarkan. Sebenarnya itu bukanlah bentuk ketidakjujuran, tetapi strategi bagaimana  menarik hati konsumen. Menonjolkan kelebihan tanpa menyentuh kelemahan. Jika ada Bank yang melakukan penipuan sudah pasti bank tersebut ditutup oleh pemerintah karena setiap bank diawasi oleh OJK. Begitulah cara bank melakukan persaingan dalam dunia perbankan.

Nah dari sana kita bisa belajar, bagaimana cara memasarkan produk dalam ketatnya persaingan, supaya konsumen tertarik pada produk yang kita tawarkan. Anda juga boleh menonjolkan kelebihan tanpa menyentuh kelemahan, jika ada kelemahan poleslah dalam bentuk kelebihan. Selama ini yang kita saksikan di iklan-iklan kan begitu. Apakah mereka menyebutkan kekurangannya? Tentu tidak. Tetapi jika ada konsumen bertanya tentang kelemahan atau kekurang dari produk anda, anda mengatakan tidak ada padahal sebenarnya ada itu adalah cikal bakal kehancuran.

Terakhir, “Anda selalu menyuarakan Ayo Berwirausaha, apakah anda tidak takut tersaingi?”. Justru karena persaingan kita bisa mendapatkan kualitas produk terbaik. Dengan persaingan perusahaan akan melakukan inovasi-inovasi terhadap produknya guna merebut konsumen. Contohnya handphone, karena persaingan setiap produsen handphone selalu melakukan inovasi terhadap produknya, dengan  inovasi tersebut kita bisa mendapatkan kualitas terbaik, seperti gadget canggih. Jika tidak ada persaingan mungkin sampai saat sekarang kita masih menggunakan handphone yang bisa sekedar telpon dan SMS, sama main game Snake. Tanpa persaingan takkan ada Pokemon Go, game yang tengah populer saat ini dan banyak dimainkan orang di berbagai penjuru dunia, temasuk Indonesia. Terima kasih.

Jumat, 19 Agustus 2016

Anak Putus Sekolah Siap Menuju Wirausaha Sukses

Ilustrasi
Setiap anak bangsa harus punya mimpi, punya cita-cita dan punya tujuan masa depan. Tidak terkecuali bagi anak-anak yang putus sekolah. Untuk menekan angka putus sekolah, pemerintah telah memberikan program sekolah gratis sehingga anak-anak yang kurang mampu dapat mengecap pendidikan secara gratis. Bahkan pemerintah juga memberikan program pendidikan luar sekolah, seperti paket A, B dan C bagi yang putus sekolah.

Namun sekolah gratis bukanlah sekolah tanpa biaya, walaupun tidak bayar SPP, tapi masih banyak berbagai pungutan lain, bayar uang ini itu, biaya peralatan sekolah, seragam, dan lainnya. Sama dengan “Bernafas itu gratis tapi kalau hirup udara bayar”. Wujud yang berbeda tetapi hakekatnya tetap sama.

Perlu juga diketahui bahwa anak-anak yang putus sekolah bukan hanya karena himpitan ekonomi semata, tapi kebanyakan berasal dari faktor diri mereka sendiri, minimnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan, bangun pagi dan belajar adalah rutinitas yang membosankan, sehingga semangat ke sekolah menjadi rendah, akhirnya berhenti sekolah menjadi pilihan yang menyenangkan. Selain itu faktor keluarga dan lingkungan juga berpengaruh terhadap anak putus sekolah.

Bagi yang dulu beranggapan jika tidak sekolah itu menyenangkan, apakah sekarang masih menyenangkan? Tentu merupakan sebuah penyesalan yang mendalam. Sebab membatasi pilihan untuk mencari pekerjaan, akhirnya hanya bisa mencari uang sebagai Buruh kasar, Kuli bangunan, Pedagang kaki lima, Tukang ojek, ke Sawah, ke Ladang dan lain-lain, yang intinya pekerjaan yang mengandalkan otot. Sebenarnya pekerjaan tersebut tidak hina karena juga termasuk profesi. Pertanyaan saya, sampai kapan kalian akan punya tenaga kuat?

Misalkan sekarang kalian bekerja di salah satu perusahaan skala kecil. Tugasmu angkat ini angkat itu, masuk pagi pulang malam, salah sedikit kena bentak, gaji pun ditunda-tunda. Anehnya, kalian masih bisa berkata, “Boss-ku orangnya baik, keinginanku dipenuhi, kinerjaku selalu dipuji, di depan orang aku selalu disanjung-sanjung”. Namun perlu kalian ketahui, begitulah cara dia membayar tenagamu. Semuanya selagi kalian bertenaga, karena tenaga kalian sangat dibutuhkan. Namun ketika kalian tidak lagi bertenaga semuanya lain cerita, yang jelas kalian tidak lagi dibutuhkannya, ujung-ujungnya bersiaplah untuk terbuang. Mungkin kalian kasihan melihat saya bekerja siang malam, tapi jujur, saya menangis melihat kalian bekerja seperti itu.

Oleh karena itu, saya menghimbau kepada Mahasiswa, Guru, Dosen dan Akademikus lainnya, mengajak secara bersama-sama untuk merangkul dan membimbing anak-anak yang putus sekolah. Memberikan mereka motivasi untuk bangkit, supaya mereka mempunyai sikap optimisme dalam meniti kehidupan masa depan, bahkan menjadikan mereka sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan kompetitif.

Jika semua itu terwujud, maka sangat berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian daerah maupun negara yang lebih baik. Sekaligus menjawab tantangan Presiden tentang penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia, yang dilontarkan pada pidato kenegaraan di gedung MPR/DPR/DPD-RI Senayan, Selasa kemarin, semoga saja terwujud. Kita tahu, mungkin sekarang ini kita begitu mendewakan Amerika (USA), tapi nanti kita akan menjadikan Indonesia kiblatnya Amerika, termasuk seluruh negara yang ada di bumi ini. Perekonomian Indonesia akan menjadi penentu pergerakan perekonomian negara-negara di dunia. Bahkan mereka semua akan bangga mengenakan kaos bertuliskan “I Love Indonesia”. Beberapa dekade lalu Amerika bukanlah apa-apa, lagipula Amerika dan Indonesia sama-sama negara bekas penjajahan. So, tidak ada yang mustahil.

Berdasarkan pemantauan langsung dari penulis, anak yang putus sekolah ini mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Misalkan saat mereka main domino, pada dasarnya permainan domino membutuhkan hitung-hitungan, harus punya strategi dalam bermain, perlu perhitungan yang tepat. Ternyata mereka mampu melakukan semua itu, buktinya mereka jago main domino. Tetapi yang mengherankan, mereka enggan belajar dan berpikir yang berhubungan dengan ilmu pendidikan. Saya beranggapan ada 2 kemungkinan mereka malas menuntut ilmu pendidikan. Pertama, mungkin sekolah menerapkan metode pembelajaran yang tidak efektif. Atau yang kedua, mungkin mereka masih berpola pikir anak kecil. Sebab mereka lebih antusias berpikir sambil bermain. Berdasarkan anggapan tersebut saya menyarankan, untuk meninjau kembali metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah, agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban putus sekolah, dan jika ingin mengajari anak putus sekolah, kemaslah pelajaran dalam bentuk permainan, sehingga mereka tertarik mempelajarinya.

Selain itu anak yang putus sekolah memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, hal tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka sering tanya ini itu ke temannya yang mahasiswa. Contoh, siapakah dosen itu? kost itu apa? apakah dosen sama dengan pemilik kost? Apakah jurusan yang ada di perkuliahan sama maksudnya dengan jurusan yang ada di sekolah? Soalnya jurusan yang disekolah berbeda maksud dengan jurusan yang ada di angkot, berarti kemungkinan berbeda ada, sama atau beda? Kenapa jika orang pergi merantau tujuannya itu ke kota? Apa karena di desa tidak ada artis cantik? Dan banyak lagi macam pertanyaannya.

Namun kita sayangkan, aktifitas mahasiswa lebih sibuk pada gadgetnya sendiri ketimbang berinteraksi dengan temannya, kalau berkomunikasi mahasiswa sering menggunakan bahasa intelektual yang tinggi, seperti konspirasi, aliansi, akselerasi, progresif, impulsif, konservatif, dan sebagainya, pokoknya hantam pakai bahasa yang terlalu intelektual. Anak-anak yang tidak sekolah mana ada yang ngerti, justru mereka malah bingung sendiri, satu pertanyaan sederhana menimbulkan beribu pertanyaan lain di kepala. Walaupun penggunaan bahasa ilmiah tidak dilarang, namun saat berkomunikasi sesuaikanlah dengan lawan bicara, gunakan bahasa yang mudah mereka pahami. Sehingga apa yang disampaikan tidak sia-sia, tidak membuang waktu dan tenaga.

Kalian boleh menggunakan bahasa yang ilmiah atau bahasa yang menggunakan istilah teknis saat berkomunikasi dengan mereka, tetapi jelaskan kembali ke dalam bentuk yang sederhana. Sebab sekarang ini penggunaan bahasa tersebut telah menjalar dalam kehidupan sehari-hari baik lisan maupun tulisan.

Ada hal lain yang membuat saya merasa kagum dan salut kepada anak yang putus sekolah ini, yaitu sewaktu pelaksanaan upacara bendera HUT RI ke-71 kemarin. Mereka ikut melaksanakan upacara bendera, mereka mengikuti dengan hikmat dan tertib, turut hormat ketika Sang Merah Putih dikibarkan, bahkan mereka ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan suara yang lantang. Walaupun saat itu posisi mereka berada dibalik pagar, namun itu tidak menghalangi rasa cinta mereka terhadap Indonesia. Merdeka!

Setiap perusahaan baik Swasta maupun BUMN/BUMD, Domestik atau Asing, termasuk PNS, semuanya menggunakan standar pendidikan dalam proses rekrutmen karyawan. Ijazah adalah syarat mutlak untuk masuk ke sana. Namun bagi kalian yang tidak sekolah tentunya tidak bisa ikut berkompetisi. Tetapi itu bukan berarti kalian harus memupuskan mimpi untuk sukses, bukan alasan untuk berkutat pada ketertinggalan, tidak alasan untuk malas belajar, yang pasti kalian mempunyai harapan yang besar untuk masa depan dengan cara yang lain. Jalan satu-satunya adalah menjadi Wirausaha.

Dengan berwirausaha tidak tertutup kemungkinan suatu saat nanti kalian bisa lebih sukses dari mereka yang memiliki pendidikan, bahkan kalian bisa mempekerjakan mereka sebagai karyawan di perusahaan kalian sendiri. Selagi nyawa belum lepas dari tubuhmu, kesempatan itu pasti ada. Maka rajinlah kalian untuk belajar dari sekarang.

Menjadi pengusaha itu bebas, menyenangkan dan banyak uang. Syarat jadi pengusaha pun tidak sulit, tidak harus sekolah, tidak butuh ijazah, tetapi harus memiliki ilmu. Karena ilmu adalah syarat mutlak untuk menjadi pengusaha yang sukses. Tidak ada orang yang sukses tanpa ilmu, walaupun orang sukses tersebut tidak sekolah itu bukan berarti mereka tidak belajar. Untuk itu ubahlah pola pikir kalian, membuang pola pikir yang menganggap ilmu itu tidak penting.

Betapa banyaknya orang yang sukses tanpa melalui pendidikan tinggi. Salah satu tokoh yang putus sekolah adalah Susi Pudjiastuti. Ia hanya mengenyam pendidikan hingga kelas II SMA, berarti ia hanya memiliki ijazah SMP. Kendati demikian, ia adalah pemilik sekaligus CEO PT. ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT. ASI Pudjiastuti Aviation. Perusahaan tersebut adalah perusahaan skala besar, ia termasuk pebisnis berpengaruh di kancah nasional bahkan internasional. Dan sekarang ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Sebuah jabatan dan posisi yang bergengsi tinggi. Apakah mungkin seseorang yang tidak tamat sekolah menjadi pemilik bahkan Direktur Utama (CEO) perusahaan besar? Apakah mungkin seseorang menjadi menteri hanya bermodalkan ijazah SMP? Semua itu tentu karena ilmu yang dimilikinya.

Menuntut ilmu tidak harus melalui pendidikan umum, karena pendidikan umum hanyalah sebuah formalitas. Namun banyak cara lain untuk mendapatkan ilmu. Seperti pelatihan, kursus, homeschooling, SKB, PKBM, baca buku, bertanya, melalui internet, dan lain sebagainya.

Ketika saya tanya, kenapa anda tidak buka usaha saja? Pada umumnya jawaban mereka sama, yaitu tidak punya uang untuk modal. Perlu anda ketahui, uang hanyalah aset. Uang bukanlah modal utama dalam berwirausaha. Modal yang sesungguhnya dalam berwirausaha adalah keberanian. Berapa banyak orang yang punya uang ingin berwirausaha tapi mereka tidak punya keberanian, ujung-ujungnya tidak jadi buka usaha. Ketidakberanian tersebut bisa dalam bentuk, gengsi, malu, takut tidak ada yang membeli, lancar atau macet, nanti jika gagal maka akan rugi. Inilah yang dinamakan sikap mental yang cacat. Lancar atau gagal merupakan sikap mental berani atau tidaknya dalam mengambil resiko. Mungkin dirimu saja yang menganggap malu, sebenarnya orang salut padamu. Dimana datangnya rugi? Usaha saja belum dimulai.

Bagi para pebisnis pemula ada satu cara untuk mengatasi kerugian yang besar, yaitu mulailah dengan modal yang kecil. Sungguh pun rugi maka kerugian anda tidak besar. Apabila memulai dengan modal yang besar jika mengalami kerugian maka akan berdampak pada mental wirausaha, semangat jadi runtuh, mudah putus asa, bahkan tidak berani lagi untuk memulai. Jika anda mengalami kerugian, itu bukan berarti usaha anda tidak bagus atau tidak cocok menjadi pengusaha tetapi karena adanya kesalahan dalam usaha, mungkin pemasaran yang salah, kualitas produk salah, pelayanan salah, harga penjualan yang salah, dan kesalahan lainnya. Maka periksalah kembali kesalahan apa yang telah kalian lakukan.

Bahkan tanpa modal pun orang juga bisa berwirausaha. Contoh, cari kenalan yang mempunyai barang dagangan, bikin kesepakatan, pakai dulu barang tersebut setelah terjual baru bayar. Seumpama berjualan minyak goreng, anda memakai 5 Kg minyak goreng, dalam 5Kg tersebut ada keuntungan untuk anda 1 Kg-nya. Setelah terjual segera bayarkan lalu ambil lagi yang baru ditambah ½ Kg yang berasal dari keuntungan sebelumnya, ½ Kg lagi mungkin untuk anda konsumsi, maka modal anda selanjutnya  menjadi 5 ½ Kg. Begitu seterusnya. Ingat, jangan gunakan seluruh keuntungan untuk hal-hal konsumtif, tetapi tambahkan sebagian keuntungan tersebut ke modal. Jika tidak begitu kapan usahanya menjadi besar.

Di era modernisasi seperti sekarang ini, tidak terlepas dengan namanya Gadget salah satunya Smartphone. Bahkan anak yang tidak sekolah juga banyak yang menggunakannya. Kebanyakan fungsi smartphone bagi mereka hanya untuk jejaring sosial (facebook, twitter, BBM, WA, instagram, dan lain-lain), untuk selfie, games, dan paling utama hanya untuk mengikuti tren sebagai gaya-gayaan agar dipandang keren.

Bagi yang putus sekolah, kalian bisa gunakan smartphone untuk menuntut ilmu atau mencari informasi. Karena smartphone didukung oleh web browser, jadi kalian bisa mencari ilmu apa saja di sana. Fungsikan semua aplikasi yang ada pada smartphonemu, yang dalam arti bermanfaat. Dapatkanlah kemudahan-kemudahan melalui smartphone yang kalian punya. Smartphone jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah Telepon Pintar, Telepon saja pintar  masa penggunanya tidak. Kalau smartphone tersebut memiliki sifat sombong mungkin telah tertawa cengengesan, ngejek atau cemooh, tapi untung saja sifat tersebut tidak dimilikinya. Maka jadilah penguna yang cerdas.

Dengan berbekal ilmu yang kalian miliki, kalian tidak lagi harus membutuhkan otot yang kuat, sampai tua sekali pun kalian akan bisa bekerja. Selain itu pola pikirmu akan terbuka, kalian akan tahu bagaimana menemukan peluang-peluang usaha, peningkatan kualitas produk, cara pemasaran yang efektif, menciptakan ide-ide kreatif, melakukan inovasi,  yang pasti pendapatan kalian tidak sekecil bekerja tanpa ilmu.

Kita sering mendengar jika berwirausaha pakailah teori ekonomi, "Modal sekecil-kecilnya untung sebesar-besarnya", itu adalah teori yang keliru, tidak ada ekonomi melahirkan teori begitu. Mungkin lebih tepatnya itu adalah teori orang minang berdagang. Jika anda menggunakan teori semacam itu, percaya atau tidak usaha kalian tidak akan bertahan lama. Kalau ingin untung besar ya harus dengan modal yang besar pula. Contoh, apakah mungkin dengan modal Rp 50.000 dapat untung Rp 3.000.000? apakah mungkin PT. Pertamina mendapat keuntungan triliunan rupiah dengan modal hanya jutaan rupiah? tentu dengan modal yang triliunan juga. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar tentu harus membawa resiko yang besar pula. Sebagai langkah awal pelajari dulu dasar-dasarnya, tidak perlu ke teori. Karena menguasai seluruh teori tanpa dipraktekkan percuma. Justru hasil prakteklah yang akan membentuk sebuah teori. Jadi, kalian jangan terjebak dengan slogan-slogan "Silahkan bergabung dengan kami, dapatkan keuntungan yang besar hanya dengan modal yang kecil", itu adalah Hoax.

Kendati demikian, jika kalian ingin menjadi pengusaha yang sukses, jangan menghindar dari angka-angka karena hitung-hitungan itu penting, sebab Laba dan Rugi terbentuk dari angka-angka, jika kalian malas untuk berhitung maka akan ada kesempatan pekerja memanipulasi laporan dan merekayasa angka-angka keuangan. Pastinya kalian akan mudah ditipu.

Tahu tidak, nanti pertanyaan orang bukan “Dulu tamatan apa?” tetapi “Apa kerjamu sekarang?” itulah pertanyaan utama yang biasa muncul di awal pertemuan dengan teman lama. Mungkin dengan bangganya kalian menjawab, “Baju dan sepatu yang saudara pakai adalah produk dari perusahaan saya”. Dan ketika isterimu ditanya sama temanya, “Suamimu kerjanya dimana?”, mungkin dia akan menjawab, “Suamiku pemilik perusahaan ditempat suamimu bekerja”.

Saya begitu mengagumi pengusaha yang sukses, walau mereka sukses dengan menempuh pendidikan yang tinggi. Namun apabila seseorang mencapai kesuksesan yang bermula tidak tamat sekolah, jujur saya sungguh mengidolakannya. Maka jadilah kalian orang-orang yang diidolakan. Terimakasih