Jumat, 19 Agustus 2016

Anak Putus Sekolah Siap Menuju Wirausaha Sukses

Ilustrasi
Setiap anak bangsa harus punya mimpi, punya cita-cita dan punya tujuan masa depan. Tidak terkecuali bagi anak-anak yang putus sekolah. Untuk menekan angka putus sekolah, pemerintah telah memberikan program sekolah gratis sehingga anak-anak yang kurang mampu dapat mengecap pendidikan secara gratis. Bahkan pemerintah juga memberikan program pendidikan luar sekolah, seperti paket A, B dan C bagi yang putus sekolah.

Namun sekolah gratis bukanlah sekolah tanpa biaya, walaupun tidak bayar SPP, tapi masih banyak berbagai pungutan lain, bayar uang ini itu, biaya peralatan sekolah, seragam, dan lainnya. Sama dengan “Bernafas itu gratis tapi kalau hirup udara bayar”. Wujud yang berbeda tetapi hakekatnya tetap sama.

Perlu juga diketahui bahwa anak-anak yang putus sekolah bukan hanya karena himpitan ekonomi semata, tapi kebanyakan berasal dari faktor diri mereka sendiri, minimnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan, bangun pagi dan belajar adalah rutinitas yang membosankan, sehingga semangat ke sekolah menjadi rendah, akhirnya berhenti sekolah menjadi pilihan yang menyenangkan. Selain itu faktor keluarga dan lingkungan juga berpengaruh terhadap anak putus sekolah.

Bagi yang dulu beranggapan jika tidak sekolah itu menyenangkan, apakah sekarang masih menyenangkan? Tentu merupakan sebuah penyesalan yang mendalam. Sebab membatasi pilihan untuk mencari pekerjaan, akhirnya hanya bisa mencari uang sebagai Buruh kasar, Kuli bangunan, Pedagang kaki lima, Tukang ojek, ke Sawah, ke Ladang dan lain-lain, yang intinya pekerjaan yang mengandalkan otot. Sebenarnya pekerjaan tersebut tidak hina karena juga termasuk profesi. Pertanyaan saya, sampai kapan kalian akan punya tenaga kuat?

Misalkan sekarang kalian bekerja di salah satu perusahaan skala kecil. Tugasmu angkat ini angkat itu, masuk pagi pulang malam, salah sedikit kena bentak, gaji pun ditunda-tunda. Anehnya, kalian masih bisa berkata, “Boss-ku orangnya baik, keinginanku dipenuhi, kinerjaku selalu dipuji, di depan orang aku selalu disanjung-sanjung”. Namun perlu kalian ketahui, begitulah cara dia membayar tenagamu. Semuanya selagi kalian bertenaga, karena tenaga kalian sangat dibutuhkan. Namun ketika kalian tidak lagi bertenaga semuanya lain cerita, yang jelas kalian tidak lagi dibutuhkannya, ujung-ujungnya bersiaplah untuk terbuang. Mungkin kalian kasihan melihat saya bekerja siang malam, tapi jujur, saya menangis melihat kalian bekerja seperti itu.

Oleh karena itu, saya menghimbau kepada Mahasiswa, Guru, Dosen dan Akademikus lainnya, mengajak secara bersama-sama untuk merangkul dan membimbing anak-anak yang putus sekolah. Memberikan mereka motivasi untuk bangkit, supaya mereka mempunyai sikap optimisme dalam meniti kehidupan masa depan, bahkan menjadikan mereka sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan kompetitif.

Jika semua itu terwujud, maka sangat berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian daerah maupun negara yang lebih baik. Sekaligus menjawab tantangan Presiden tentang penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia, yang dilontarkan pada pidato kenegaraan di gedung MPR/DPR/DPD-RI Senayan, Selasa kemarin, semoga saja terwujud. Kita tahu, mungkin sekarang ini kita begitu mendewakan Amerika (USA), tapi nanti kita akan menjadikan Indonesia kiblatnya Amerika, termasuk seluruh negara yang ada di bumi ini. Perekonomian Indonesia akan menjadi penentu pergerakan perekonomian negara-negara di dunia. Bahkan mereka semua akan bangga mengenakan kaos bertuliskan “I Love Indonesia”. Beberapa dekade lalu Amerika bukanlah apa-apa, lagipula Amerika dan Indonesia sama-sama negara bekas penjajahan. So, tidak ada yang mustahil.

Berdasarkan pemantauan langsung dari penulis, anak yang putus sekolah ini mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi. Misalkan saat mereka main domino, pada dasarnya permainan domino membutuhkan hitung-hitungan, harus punya strategi dalam bermain, perlu perhitungan yang tepat. Ternyata mereka mampu melakukan semua itu, buktinya mereka jago main domino. Tetapi yang mengherankan, mereka enggan belajar dan berpikir yang berhubungan dengan ilmu pendidikan. Saya beranggapan ada 2 kemungkinan mereka malas menuntut ilmu pendidikan. Pertama, mungkin sekolah menerapkan metode pembelajaran yang tidak efektif. Atau yang kedua, mungkin mereka masih berpola pikir anak kecil. Sebab mereka lebih antusias berpikir sambil bermain. Berdasarkan anggapan tersebut saya menyarankan, untuk meninjau kembali metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah, agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban putus sekolah, dan jika ingin mengajari anak putus sekolah, kemaslah pelajaran dalam bentuk permainan, sehingga mereka tertarik mempelajarinya.

Selain itu anak yang putus sekolah memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, hal tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka sering tanya ini itu ke temannya yang mahasiswa. Contoh, siapakah dosen itu? kost itu apa? apakah dosen sama dengan pemilik kost? Apakah jurusan yang ada di perkuliahan sama maksudnya dengan jurusan yang ada di sekolah? Soalnya jurusan yang disekolah berbeda maksud dengan jurusan yang ada di angkot, berarti kemungkinan berbeda ada, sama atau beda? Kenapa jika orang pergi merantau tujuannya itu ke kota? Apa karena di desa tidak ada artis cantik? Dan banyak lagi macam pertanyaannya.

Namun kita sayangkan, aktifitas mahasiswa lebih sibuk pada gadgetnya sendiri ketimbang berinteraksi dengan temannya, kalau berkomunikasi mahasiswa sering menggunakan bahasa intelektual yang tinggi, seperti konspirasi, aliansi, akselerasi, progresif, impulsif, konservatif, dan sebagainya, pokoknya hantam pakai bahasa yang terlalu intelektual. Anak-anak yang tidak sekolah mana ada yang ngerti, justru mereka malah bingung sendiri, satu pertanyaan sederhana menimbulkan beribu pertanyaan lain di kepala. Walaupun penggunaan bahasa ilmiah tidak dilarang, namun saat berkomunikasi sesuaikanlah dengan lawan bicara, gunakan bahasa yang mudah mereka pahami. Sehingga apa yang disampaikan tidak sia-sia, tidak membuang waktu dan tenaga.

Kalian boleh menggunakan bahasa yang ilmiah atau bahasa yang menggunakan istilah teknis saat berkomunikasi dengan mereka, tetapi jelaskan kembali ke dalam bentuk yang sederhana. Sebab sekarang ini penggunaan bahasa tersebut telah menjalar dalam kehidupan sehari-hari baik lisan maupun tulisan.

Ada hal lain yang membuat saya merasa kagum dan salut kepada anak yang putus sekolah ini, yaitu sewaktu pelaksanaan upacara bendera HUT RI ke-71 kemarin. Mereka ikut melaksanakan upacara bendera, mereka mengikuti dengan hikmat dan tertib, turut hormat ketika Sang Merah Putih dikibarkan, bahkan mereka ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan suara yang lantang. Walaupun saat itu posisi mereka berada dibalik pagar, namun itu tidak menghalangi rasa cinta mereka terhadap Indonesia. Merdeka!

Setiap perusahaan baik Swasta maupun BUMN/BUMD, Domestik atau Asing, termasuk PNS, semuanya menggunakan standar pendidikan dalam proses rekrutmen karyawan. Ijazah adalah syarat mutlak untuk masuk ke sana. Namun bagi kalian yang tidak sekolah tentunya tidak bisa ikut berkompetisi. Tetapi itu bukan berarti kalian harus memupuskan mimpi untuk sukses, bukan alasan untuk berkutat pada ketertinggalan, tidak alasan untuk malas belajar, yang pasti kalian mempunyai harapan yang besar untuk masa depan dengan cara yang lain. Jalan satu-satunya adalah menjadi Wirausaha.

Dengan berwirausaha tidak tertutup kemungkinan suatu saat nanti kalian bisa lebih sukses dari mereka yang memiliki pendidikan, bahkan kalian bisa mempekerjakan mereka sebagai karyawan di perusahaan kalian sendiri. Selagi nyawa belum lepas dari tubuhmu, kesempatan itu pasti ada. Maka rajinlah kalian untuk belajar dari sekarang.

Menjadi pengusaha itu bebas, menyenangkan dan banyak uang. Syarat jadi pengusaha pun tidak sulit, tidak harus sekolah, tidak butuh ijazah, tetapi harus memiliki ilmu. Karena ilmu adalah syarat mutlak untuk menjadi pengusaha yang sukses. Tidak ada orang yang sukses tanpa ilmu, walaupun orang sukses tersebut tidak sekolah itu bukan berarti mereka tidak belajar. Untuk itu ubahlah pola pikir kalian, membuang pola pikir yang menganggap ilmu itu tidak penting.

Betapa banyaknya orang yang sukses tanpa melalui pendidikan tinggi. Salah satu tokoh yang putus sekolah adalah Susi Pudjiastuti. Ia hanya mengenyam pendidikan hingga kelas II SMA, berarti ia hanya memiliki ijazah SMP. Kendati demikian, ia adalah pemilik sekaligus CEO PT. ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT. ASI Pudjiastuti Aviation. Perusahaan tersebut adalah perusahaan skala besar, ia termasuk pebisnis berpengaruh di kancah nasional bahkan internasional. Dan sekarang ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Sebuah jabatan dan posisi yang bergengsi tinggi. Apakah mungkin seseorang yang tidak tamat sekolah menjadi pemilik bahkan Direktur Utama (CEO) perusahaan besar? Apakah mungkin seseorang menjadi menteri hanya bermodalkan ijazah SMP? Semua itu tentu karena ilmu yang dimilikinya.

Menuntut ilmu tidak harus melalui pendidikan umum, karena pendidikan umum hanyalah sebuah formalitas. Namun banyak cara lain untuk mendapatkan ilmu. Seperti pelatihan, kursus, homeschooling, SKB, PKBM, baca buku, bertanya, melalui internet, dan lain sebagainya.

Ketika saya tanya, kenapa anda tidak buka usaha saja? Pada umumnya jawaban mereka sama, yaitu tidak punya uang untuk modal. Perlu anda ketahui, uang hanyalah aset. Uang bukanlah modal utama dalam berwirausaha. Modal yang sesungguhnya dalam berwirausaha adalah keberanian. Berapa banyak orang yang punya uang ingin berwirausaha tapi mereka tidak punya keberanian, ujung-ujungnya tidak jadi buka usaha. Ketidakberanian tersebut bisa dalam bentuk, gengsi, malu, takut tidak ada yang membeli, lancar atau macet, nanti jika gagal maka akan rugi. Inilah yang dinamakan sikap mental yang cacat. Lancar atau gagal merupakan sikap mental berani atau tidaknya dalam mengambil resiko. Mungkin dirimu saja yang menganggap malu, sebenarnya orang salut padamu. Dimana datangnya rugi? Usaha saja belum dimulai.

Bagi para pebisnis pemula ada satu cara untuk mengatasi kerugian yang besar, yaitu mulailah dengan modal yang kecil. Sungguh pun rugi maka kerugian anda tidak besar. Apabila memulai dengan modal yang besar jika mengalami kerugian maka akan berdampak pada mental wirausaha, semangat jadi runtuh, mudah putus asa, bahkan tidak berani lagi untuk memulai. Jika anda mengalami kerugian, itu bukan berarti usaha anda tidak bagus atau tidak cocok menjadi pengusaha tetapi karena adanya kesalahan dalam usaha, mungkin pemasaran yang salah, kualitas produk salah, pelayanan salah, harga penjualan yang salah, dan kesalahan lainnya. Maka periksalah kembali kesalahan apa yang telah kalian lakukan.

Bahkan tanpa modal pun orang juga bisa berwirausaha. Contoh, cari kenalan yang mempunyai barang dagangan, bikin kesepakatan, pakai dulu barang tersebut setelah terjual baru bayar. Seumpama berjualan minyak goreng, anda memakai 5 Kg minyak goreng, dalam 5Kg tersebut ada keuntungan untuk anda 1 Kg-nya. Setelah terjual segera bayarkan lalu ambil lagi yang baru ditambah ½ Kg yang berasal dari keuntungan sebelumnya, ½ Kg lagi mungkin untuk anda konsumsi, maka modal anda selanjutnya  menjadi 5 ½ Kg. Begitu seterusnya. Ingat, jangan gunakan seluruh keuntungan untuk hal-hal konsumtif, tetapi tambahkan sebagian keuntungan tersebut ke modal. Jika tidak begitu kapan usahanya menjadi besar.

Di era modernisasi seperti sekarang ini, tidak terlepas dengan namanya Gadget salah satunya Smartphone. Bahkan anak yang tidak sekolah juga banyak yang menggunakannya. Kebanyakan fungsi smartphone bagi mereka hanya untuk jejaring sosial (facebook, twitter, BBM, WA, instagram, dan lain-lain), untuk selfie, games, dan paling utama hanya untuk mengikuti tren sebagai gaya-gayaan agar dipandang keren.

Bagi yang putus sekolah, kalian bisa gunakan smartphone untuk menuntut ilmu atau mencari informasi. Karena smartphone didukung oleh web browser, jadi kalian bisa mencari ilmu apa saja di sana. Fungsikan semua aplikasi yang ada pada smartphonemu, yang dalam arti bermanfaat. Dapatkanlah kemudahan-kemudahan melalui smartphone yang kalian punya. Smartphone jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah Telepon Pintar, Telepon saja pintar  masa penggunanya tidak. Kalau smartphone tersebut memiliki sifat sombong mungkin telah tertawa cengengesan, ngejek atau cemooh, tapi untung saja sifat tersebut tidak dimilikinya. Maka jadilah penguna yang cerdas.

Dengan berbekal ilmu yang kalian miliki, kalian tidak lagi harus membutuhkan otot yang kuat, sampai tua sekali pun kalian akan bisa bekerja. Selain itu pola pikirmu akan terbuka, kalian akan tahu bagaimana menemukan peluang-peluang usaha, peningkatan kualitas produk, cara pemasaran yang efektif, menciptakan ide-ide kreatif, melakukan inovasi,  yang pasti pendapatan kalian tidak sekecil bekerja tanpa ilmu.

Kita sering mendengar jika berwirausaha pakailah teori ekonomi, "Modal sekecil-kecilnya untung sebesar-besarnya", itu adalah teori yang keliru, tidak ada ekonomi melahirkan teori begitu. Mungkin lebih tepatnya itu adalah teori orang minang berdagang. Jika anda menggunakan teori semacam itu, percaya atau tidak usaha kalian tidak akan bertahan lama. Kalau ingin untung besar ya harus dengan modal yang besar pula. Contoh, apakah mungkin dengan modal Rp 50.000 dapat untung Rp 3.000.000? apakah mungkin PT. Pertamina mendapat keuntungan triliunan rupiah dengan modal hanya jutaan rupiah? tentu dengan modal yang triliunan juga. Untuk mendapatkan keuntungan yang besar tentu harus membawa resiko yang besar pula. Sebagai langkah awal pelajari dulu dasar-dasarnya, tidak perlu ke teori. Karena menguasai seluruh teori tanpa dipraktekkan percuma. Justru hasil prakteklah yang akan membentuk sebuah teori. Jadi, kalian jangan terjebak dengan slogan-slogan "Silahkan bergabung dengan kami, dapatkan keuntungan yang besar hanya dengan modal yang kecil", itu adalah Hoax.

Kendati demikian, jika kalian ingin menjadi pengusaha yang sukses, jangan menghindar dari angka-angka karena hitung-hitungan itu penting, sebab Laba dan Rugi terbentuk dari angka-angka, jika kalian malas untuk berhitung maka akan ada kesempatan pekerja memanipulasi laporan dan merekayasa angka-angka keuangan. Pastinya kalian akan mudah ditipu.

Tahu tidak, nanti pertanyaan orang bukan “Dulu tamatan apa?” tetapi “Apa kerjamu sekarang?” itulah pertanyaan utama yang biasa muncul di awal pertemuan dengan teman lama. Mungkin dengan bangganya kalian menjawab, “Baju dan sepatu yang saudara pakai adalah produk dari perusahaan saya”. Dan ketika isterimu ditanya sama temanya, “Suamimu kerjanya dimana?”, mungkin dia akan menjawab, “Suamiku pemilik perusahaan ditempat suamimu bekerja”.

Saya begitu mengagumi pengusaha yang sukses, walau mereka sukses dengan menempuh pendidikan yang tinggi. Namun apabila seseorang mencapai kesuksesan yang bermula tidak tamat sekolah, jujur saya sungguh mengidolakannya. Maka jadilah kalian orang-orang yang diidolakan. Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar