Perusahaan rokok |
Kali ini kita akan membahas masalah rokok. Apa anda termasuk
orang-orang yang merokok? atau termasuk yang diputusin pacar karena merokok?
Kalau memang benar diputusin karena rokok, kasihan juga ya, gampang saja percaya
dengan alasanya. Kita membahas topik rokok bukan karena saya sebagai perokok
merasa terusik, namun saya akan memberikan sudut pandang yang berbeda dan
mungkin manfaatnya lebih besar dari sisi yang selalu mereka koar-koarkan.
Selama ini isu rokok dan merokok menjadi polemik di
masyarakat, terutama ketika dikaitkan dengan dampak negatif yang timbul akibat
merokok, seperti yang dinyatakan dalam iklan maupun di bungkus rokok tersebut,
dengan tulisan “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” dan sekarang tulisan tersebut
dibuat lebih menarik lagi, pakai gambar yang hampir menutupi setengah dari
bungkusnya, bahkan yang uniknya ada tulisan kecil dibawah gambar tersebut, “Merokok
Membunuhmu”. Wow, inovatif sekali. Sebuah kreatifitas yang harus kita
apresiasi.
Bahkan para dokter dan ahli medis telah sepakat akan
bahayanya rokok bagi kesehatan manusia. Telah digelar berbagai seminar
kedokteran yang berskala internasional, para dokter mengambil kesimpulan bahwa
rokok telah menyebabkan berbagai macam penyakit yang berbahaya. Anehnya, dampak
asap rokok bukan hanya untuk di si perokok aktif saja, namun punya dampak
sangat serius bagi perokok pasif (orang yang tidak merokok), sebab perokok
pasif akan menghirup dua kali lipat racun yang dihembuskan oleh si perokok
aktif. Jadi sangat tidak adil bagi perokok pasif, tidak merokok tetapi malah
menghirup racun dua kali lipat.
Kita juga sering menyaksikan dan mendengar penyudutan
terhadap rokok, rokok adalah sesuatu yang membinasakan karena orang- orang yang
mengkonsumsi rokok sama dengan orang yang meminum racun. Merokok sama artinya
membelanjakan harta untuk hal yang tidak ada manfaatnya dan sia-sia. Padahal
rokok tidaklah membuat kenyang dan gemuk, tanpa rokok pun kita masih bisa
bertahan hidup. Justru rokok adalah musuh kita karena setiap saat mencuri uang
kita dan membakar uang kita.
Ada juga yang mengatakan, boleh atau tidaknya untuk
mengkonsumsi rokok, tidak perlu diperdebatkan lagi karena telah jelas keharaman
rokok dan kerusakan yang disebabkannya, akan memporak-porandakan kaidah umum
syariat islam yang menjunjung tinggi dalam melindungi jiwa, harta dan
kemaslahatan umum.
Karena alasan tersebut, tergagaslah semacam peraturan
larangan merokok di tempat umum, seperti, Masjid, Sekolah, Rumah Sakit dan
Perkantoran. Dan bagi siapa yang melanggarnya akan dikenakan sanksi pidana
berupa denda dan kurungan. Begitulah yang kita saksikan dan dengar selama ini.
Sebelumnya, saya mengapresiasi langkah pihak Medis dan
Kesehatan yang telah mempedulikan kesehatan masyarakat. Namun langkah mengambil
keputusan hanya berdasarkan satu sudut pandang saja, sangat tidak adil,
terutama khusus dalam kasus rokok. Karena ada sisi lain yang mafaatnya lebih
besar dan jika diremehkan maka akan berdampak sangat serius terhadap
kelangsungan hidup manusia bahkan perekonomian negara.
Sebagaimana yang telah saya paparkan di atas dan telah
diketahui oleh masyarakat umum, bahwa ternyata perokok pasif lebih berbahaya
daripada perokok aktif, maka untuk mengurangi resiko tersebut, aktiflah
merokok.
Merokok dapat menyebabkan, itu bukan berarti merokok pasti
menyebabkan. Untuk lebih mudah memahaminya saya berikan contoh, menyetir sambil
menelepon dapat menyebabkan kecelakaan. Tapi apakah setiap orang yang menyetir
sambil menelepon pasti mendapatkan kecelakaan? Tentu tidak. Cuman berisiko.
Benar, rokok memang tidak membuat kita kenyang dan gemuk, namun ada kenikmatan
yang didapat bagi para pecandu rokok, kenikmatan yang tidak pernah dirasakan
oleh perokok pasif.
Kita sering mendengar kata-kata seperti, apalah guna uang
banyak kalau hati gelisah dan pikiran tak tenang. Contoh, untuk menenangkan
hati dan pikiran kita butuh refreshing, salah satu caranya berlibur ke tempat
wisata, di tempat tersebut kita membayar tiket masuk, tapi apakah uang yang
telah kita keluarkan untuk membeli tiket tersebut akan membuat kita kenyang dan
gemuk? Jelas tidak. Tetapi hati kita merasakan senang dan pikiran pun jadi
tenang, sehingga apa yang kita dapat tidak bisa dinilai dengan uang. Andai kita
tidak pergi ke tempat tersebut atau berdiam di rumah tentu resiko kecelakaan
tidak ada. Begitu juga sama halnya dengan merokok.
Jika membahas masalah rokok jangan sok-sok berdalih agama,
tidak ada satu agama pun yang menyukai tabiat egois. Anda hanya menilai dari
sisi kesehatan, namun anda meremehkan dari prospek ekonomi, bahkan anda tidak
mempedulikan kepentingan orang sama sekali. Anda sedikit-sedikit selalu
mengait-ngaitkan dengan agama, mengatakan merokok dilarang agama bahkan
diharamkan. Pertanyaan saya, ayat mana dalam Al-quran yang mengharamkan
merokok? Ayat yang benar-benar berhubungan dengan merokok, tidak dalam bentuk
penggolongan. Seperti ayat-ayat yang mengaharamkan judi atau minuman keras.
Rokok telah memberikan banyak lapangan kerja bagi masyarakat,
jutaan orang telah bergantung hidup dari rokok, mulai dari Para Pengusaha,
Buruh pabrik rokok, Pekerja industri tembakau, Distributor, Sales, Pedagang,
Petani tembakau, Media periklanan, dan lainnya. Sekedar memberitahukan saja,
Perusahaan PT. Djarum menduduki posisi pertama pengeluaran biaya belanja iklan
TV paling tinggi sepanjang mei 2015. Total belanja di seluruh televisi bernilai
Rp 6,494 triliun. Berarti secara keseluruhan Djarum mengeluarkan dana sekitar 4,19%
dari total belanja iklan.
Andai saja semua orang berhenti merokok, maka produksi rokok
akan terhenti, kalau tidak ada lagi produksi maka perusahaan dipastikan gulung
tikar, jika perusahaan tutup maka seluruh aktifitas ekonomi yang berhubungan
dengan rokok akan terputus. Bisa dibayangkan berapa juta orang yang akan
menjadi korban pengangguran, pengangguran akan berdampak ke kemiskinan,
kemiskinan membuat masyarakat susah mencari makan, jika tidak ada lagi yang
akan dimakan akhirnya berujung kematian. Itulah sebabnya pemerintah tidak
pernah menghentikan rokok bahkan kementerian perindustrian mengeluarkan
peraturan akan meningkatkan produksi rokok dengan pertumbuhan 5-7% pertahun
hingga 2020.
Mereka ini memberikan kontribusi kepada negara, semua mereka
mengeluarkan pajak penghasilan dan itu jelas sangat membatu memajukan
perekonomian, andai saja rokok dihentikan, berapa anggaran yang akan
dikelontorkan oleh pemerintah dalam upaya memberantas kemiskinan. Anggaran yang
seharusnya digunakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi malah dialihkan untuk
program kemiskinan, yang pasti perekonomian negara akan terpuruk. Bisa-bisa
Indonesia akan menjadi negara miskin dan tertinggal. Apakah itu yang kita
inginkan?
Anda mengatakan merokok akan berdampak negatif, namun
dampaknya tidak langsung terlihat sekarang, tapi dalam jangka panjang.
Sementara apabila rokok dihentikan sekarang, maka dari sisi ekonomi akan
berdampak langsung sekarang. Termasuk juga larangan untuk merokok dan
mengatakan rokok itu haram agar masyarakat tidak mengkonsumsinya, tapi apakah
anda memikirkan nasib orang-orang yang hidup keluarganya bergantung dari
penghasilan rokok? Dan solusi apa yang anda berikan?
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan. DJBC sepanjang tahun 2015 berhasil menyumbang penerimaan
negara sebesar 92,5% dari target APBNP. Jumlah penerimaan dari kepabeanan dan
cukai yaitu Rp 180,4 triliun. Rinciannya adalah Rp 31,9 triliun dari bea masuk,
Rp 144,6 triliun dari cukai, dan Rp 3,9 triliun dari bea keluar. Target
penerimaan dari bea dan cukai dalam APBNP 2015 adalah Rp 195 triliun, dan 96,4%
dari penerimaan cukai disumbangkan dari cukai rokok, sebesar Rp 139,5 triliun.
Khusus cukai rokok melebihi target APBNP 2015, yaitu 100,3%.
Ditjen Bea dan Cukai juga memungut pajak dalam rangka impor
(PDRI) dan PPN hasil tembakau sebesar Rp 193,6 triliun. Maka total penerimaan
yang dipungut oleh DJBC adalah Rp 374 triliun atau 30,3% dari realisasi
penerimaan pajak sebesar Rp 1.235,8 triliun.
Dari tahun ke tahun, realisasi penerimaan lembaga itu selalu
meningkat. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata peningkatannya sebesar 8,3%.
Tahun 2015 meningkat 9,9% dibanding tahun 2014, rinciannya yaitu Rp 162,6
triliun pada 2014 menjadi Rp 180,4 triliun pada 2015. Itu artinya industri rokok
dan industri hasil tembakau berkontribusi besar dalam pajak, hanya dengan nilai
industri Rp248 triliun. Sementara industri dan BUMN hanya mampu berkontribusi
senilai 8,5 persen padahal dari sisi nilai industri mencapai Rp1,890 triliun.
Berdasarkan informasi APBN 2016, pemerintah mengalokasikan
anggaran untuk kesehatan sebesar Rp 104,8 triliun atau sekitar 5% dari total
belanja negara, yaitu Rp 2.095,7 triliun. Dari anggaran yang Rp 104,8 triliun
tersebut, tidak hanya dialokasikan untuk penyakit yang disebabkan oleh rokok,
namun mencakup untuk keseluruhan seperti, untuk kementerian negara/lembaga
(Kemenkes, BPOM, BKKBN, dll), transfer ke daerah dan dana desa bahkan termasuk
untuk anggaran melalui pembiayaan.
Jadi terbukti salah bagi yang mengatakan, rokok memang memberikan
penghasilan kepada negara tapi anggaran yang dikeluarkan negara untuk mengatasi
penyakit yang disebabkan rokok belum sebanding dengan pajak yang diterima
negara. Justru menurut data dan fakta yang ada, anggaran yang dikeluarkan belum
ada apa-apanya jika dibandingkan keuntungan yang didapat, baik nilai rill
maupun nominal yang terdapat dari rokok.
Sungguh pun begitu namun saya melarang keras merokok bagi
anak-anak. Alasannya sederhana, karena “Merokok Membunuhmu”.
Bukan karena identik dengan anak nakal atau bandel, tetapi lebih kepada tugas dan
posisimu. Tugasmu yaitu sekolah, dan posisimu di keluarga masih anak-anak
walaupun kalian telah SMA namun kalian belum berpenghasilan. Kalian dikasih
uang jajan sama orang tua bukan untuk beli rokok, itu sama artinya kalian telah
menipu orang tua, kalian tahu dosanya menipu orang tua? Dosa itulah yang akan
membunuhmu. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar